Tugas Review
Pagelaran Wayang Kulit
Nama : Nia Mutia Dina
NIM : 123911076
Kelas : TBI
Mata Kuliah : Islam Budaya Jawa
Dosen : M. Rikza Chamami
BEGAWAN CIPTA
WENING
Dalam cerita
ini di riwayatkan seorang raja raksasa bernama Prabu Niwatakawaca di
Ima-imakan. Raja ini berkehendak akan meminang seorang bidadari di Suralaya
(tempat dewa-dewa) bernama Dewi Supraba. Dewi Supraba adalah tokoh dalam cerita
Mahabarata yang merupakan bidadari dari kahyangan Jonggringsaloka dan dianggap
sebagai ratu bagi bidadari lainnya. Tetapi permintaan Prabu Niwatakawaca
ditolak oleh Hyang Indra. Hyang Indra adalah Putra dari Hyang Guru, Dewa yang
berkuasa di sebagian Jonggringsaloka yang disebut juga Kaendran.
Penolakan
tersebut membuat Prabu Niwatakawaca sangat murka, sehingga ia hendak merusak
Kaendran (tempat Betara Indra), padahal kekuasaan Hyang Indra begitu besar.
Pada masa ini, Raden Arjuna sedang bertapa di bukit Indrakila dengan bergelar
Begawan Mintaraga. Arjuna adalah seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa
dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Rosi Drona di Padepokan
Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana.
Tetapi sebenarnya tapa Arjuna ini menjadikan khawatir Hyang Indra, karena
Arjuna akan diminta bantuannya untuk melawan seorang raja raksasa Prabu
Niwatakaca yang akan menempuh Kaendran.
Raden Arjuna
dijadikan unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja
raksasa dari negera Manimantaka. Kekhawatiran Hyang Indra membuatnya menitipkan
bidadari untuk menggoda Arjuna supaya batal dalam bertapanya. Tetapi penggoda
itu tak dapat membatalkan tapa Arjuna, malah sebaliknya mereka merindukan
Arjuna. Atas jasanya itu Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa
Indra, bergelar Prabu Karitin dan mendapat anugerah pusaka-pusaka sakti dari
para dewa, antara lain: Gendewa (dari Bhatara Indra), Panah Ardadali (dari
Bhatara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Bhatara Narada).
Prabu
Niwatakawaca mengirimkan seorang raksasa sakti bernama Mamangmurka yang
kedatangannya hendak membinasakan Raden Arjuna. Setiba Mamangmurka di pertapaan
itu lalu ia merusak daerah pertapaan. Sifat Arjuna yang cerdik, pandai, teliti,
sopan santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Saat Arjuna mengetahui
tempat pertapaannya dirusak oleh Mamangmurka, Berkatalah Arjuna: “Tingkah laku
raksasa ini seperti seekor babi hutan”. Seketika itu Mamangmurka berubah
menjadi babi hutan dan Hyang Indra dengan mengganti rupa seperti seorang
pendeta bernama Resi Padya dan berjanji akan membunuh babi hutan itu. Resi
Padya yang melepaskan anak panah mengenai badan babi hutan itu, pun dengan
Arjuna yang memanah dan mengenai binatang itu.
Setelah itu
terjadilah selisih antara Hyang Indra dan Arjuna, yang sama-sama mengakui anak
panah di badan babi hutan adalah mirip mereka masing-masing. Akan tetapi
sebenarnya Hyang Indra sangat bersuka cita dan hendak meminta bantuan pada
Arjuna untuk memusnahkan Prabu Niwatakawaca. Arjuna adalah petarung tanpa
tanding di medan laga, walaupun tubuhnya ramping, hatinya lembut tapi Arjuna
adalah kesatria yang setia terhadap keluarganya. Benar saja Arjuna berhasil
memusnahkan Prabu Niwatakawaca, kehendak Hyang Indra terlaksana berkat bantuan
Arjuna. Sebagai hadiah kepada Arjuna, diangkatlah ia menjadi Raja di Kaindran
untuk sementara hari. Menurut perhitungan Dewa sehari di alam manusia sama
dengan satu bulan di Kaindran, begitulah Arjuna yang bergelar Prabu Kariti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar