Selasa, 07 Mei 2013

Pemilihan Media Pembelajaran :)


PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : Drs. H. Muslam M.Ag., M. Pd.

Disusun oleh :
Fuani Tikawati Maghfiroh                  (123911048)
Hanik Rosyida                                    (123911049)
Muhamad Abu Naim                          (123911070)
Nia Mutia Dina                                   (123911076)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013








I.                   PENDAHULUAN
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan.[1] Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh  karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa  seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu di laksanakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini di maksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencena, baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Pengajaran akan lebih efektif  jika dilakukan pemilihan media  pembelajaran yang paling sesuai. Sudah seharusnya kita mengetahui prinsip-prinsip memilih media pembelajaran, kriteria pemilihan media pembelajaran dan apa saja macam media pembelajaran tersebut. 
II.                PEMBAHASAN
A.    PRINSIP-PRINSIP PSIKOLOGI DALAM PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.       Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat, atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagipula pengalaman yang akan dialami siswa  harus relevan dengan dan bermakna baginya. Oleh karena itu perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pengajaran itu.
2.      Perbedaan individual. Siswa  belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensial, tingkat pendidikan, kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk belajar.
3.      Tujuan pembelajaran. Jika siswa diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu, kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Di samping itu pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin di capai dapat menolong perancang dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana harus mendapatrkan perhatian pokok dalam media pengajaran.
4.      Organisasi isi. Pembelajaran akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan di pelajari  di atur dan di organisasikan kedalam urut-urutan yang bermakna. Di samping itu tingkatan materi yang akan disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan isi  materi. Dengan cara seperti ini  dalam pengembangan dan penggunaan media, siswa dapat dibantu untuk secara  lebih baik mensitesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.
5.      Persiapan sebelum belajar. Siswa sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk menggunakan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi pelajari perhatian harus ditujukan kepada siswa dan tingkat persiapan siswa.
6.      Emosi. Pembelajaran  yang melibatakan emosi dan perasaan pribadi  serta kecakapan amat berpengaruh dan bertahan.  Media pengajaran adalah cara .yang sangat baik  untuk menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan kesenangan. Oleh karena itu perhatian khusus harus ditujukan kepada elemen-elemen rancangan media jika hasil  yang di inginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.
7.      Partisipasi. Partisipasi aktif oleh siswa jauh lebih baik dari pada mendengarkan dan menonton secara pasif. Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela penyajian materi  pelajaran. Dengan partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat materi pelajaran itu.
8.      Umpan balik. Hasil belajar dapat meningkat apabila secara berkala siswa di informasikan kemajuan belajarnya. Pengetahuan tentang hasil  belajar, pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan memberikan sumbangan terhadap motivasi  belajar yang berkelanjuan.
9.      Penguatan (reinforcement). Apabila siswa berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang di dorong oleh keberhasilan amat bermanfaat,dapat membangun kepercayaan diri, dan secara positif positif memepengaruhi perilaku di  masa-masa yang akan datang.
10.  Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan.
11.  Penerapan. Hasil belajar yang di inginkan adalah meningkatkan kemampuan sesorang untuk menerapkan atau mentransfer hasil belajar pada masalah atu situasi baru.

B.      KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Seperti telah diuraikan di atas, kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran.
1.   Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media di pilih berdasarkan tujuan instruksionalyang telah di tetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kogitif, efektif atau psikomotor. Tujuan ini dapat di gambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertujukkan oleh siswa, seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
2.   Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda dan oleh karena itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa. Televisi misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
3.      Praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya yang lainnya untuk memproduksi, tidak perlu di paksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah di peroleh atau mudah di buat sendiri oleh guru. Media yang di pilih sebaiknyadapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan pelaratan yang tersedia disekitarnya, serta mudah di pindahkan dan di bawa kemana-mana.
4.      Guru terampil menggunakannnya . Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran . Nilai dan manfaat media amat di tentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor, slide dan film computer dan pelaratan cangggih lainnya tidak akan mempunnyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5.      Pengelompokkan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
6.      Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.





C.     STRATEGI DAN MACAM-MACAM CARA PEMBELAJARANNYA

Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran  harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akai dicapai. Selain itu, harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta situasi calon, kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat berbagai metode dan teknik pembelajaran yang akan  digunakan tapi tidak semuanya sama efektifnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.[2]

1.      Pembelajaran yang aktif
Salah satu strategi bagaimana menjadikan pembelajaran berlangsung secara aktif. Beberapa ciri pembelajaran yang aktif sebagaimana di kemukakan dalam panduan pembelajaran model ALIS (Active Learning In School, 2009) adalah :[3]
a.       Pembelajaran berpusat pada siswa
b.      Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata
c.       Pembelajaran mendorong anak untuk berfikir lebih tinggi
d.      Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda
e.       Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah (siswa-guru)
f.       Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media pembelajaran
g.      Pembelajaran berpusat pada anak
h.      Penataan lingkungan belajar
i.        Guru memantau proses belajar siswa
j.        Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak
Dalam sebuah penelitian pembelajaran yang aktif (Uno Hamzah, 2009) menemukan salah satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Mereka belajar menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik yang berupa benda, tempat, serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka.  
2.      Pembelajaran yang inovatif [4]
a.       Model pembelajaran langsung
Ciri-cirinya menurut (Kardi dan Nur, 2000:3)
-          Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa, termasuk prosedur penilaian belajar.
-          Sintaks atau pola keseluruhan dan luar kegiatan pembelajaran.
-          Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang di perlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
b.      Pembelajaran diskusi  kelas
Berdasarkan pengertian para ahli pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk memahami apa yang ada di dalam pikiran siswa dan bagaiman memproses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalis proses berfikir mereka.
c.       Model pembelajaran yang kooperatif
Hal yang penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengar cara bekerja sama dengan teman. Setiap anggota kelompok tetap memberikan sumbangan terhadap prestasi kelompok dan para siswa juga mendapat kesempatan untuk bersosialisasi.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, seperti tipe STAD ( Student Teams Achievement Division),tipe jigsaw, investigasi kelompok, dan pendekatan struktural.
3.      Pembelajaran melalui media  lingkungan
Depdiknas (1990:9) mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui proses penemuan, pemberdayaan, dan hubungan. [5]
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaranmelalu lingkungan antara lain :
Kelebihan
-          Peserta didik dibawa langsung ke dalam dunia yang konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga peresta didik tidakhanya bisa untuk mengkhayalkan materi.
-          Motivasi peserta didik akan lebih bertambah karena peserta didik mengalami suasana belajar yang berbeda dari biasanya.
-          Membuka peluang peserta didik untuk berimajinasi.
-          Konsep pembelajaran yang dilaksanakan tidak akan terkesan monoton.
Kekurangan
-          Lebih cenderung digunakan pada mata pelajaran IPA atau sains dan sejenisnya.
-          Perbedaan kondisi lingkungan di setiap daerah (dataran rendah dan dataran tinggi).
-          Adanya pergantian musim yang  menyebabkan perubahan kondisi lingkungan setiap hari.
-          Timbulnya bencana alam.
4.      Pembelajaran yang kreatif
Pembelajaran yang kreatif tidak akan lahir secara tiba-tiba tanpa adanya kemampuan. Keingintahuan yang tinggi dan di ikuti dengan keterampilan dalam membaca. Menurut Porter dan Hernacki (2002:292) bahwa ”seseorang yang kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba berpetualang secara intuisif.”
Beberapa hal dalam proses pembelajaran yang kreatif menurut DePorter dan Mike Hernacki (2002:30), yaitu :
a.       Persiapan, mendefinisikan masalah, tujuan atau tantangan.
b.      Inkubasi, mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.
c.       Iluminasi, mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
d.      Verifikasi, memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah.
e.       Aplikasi, mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut.
5.      Pembelajaran yang efektif
Menurut Yusuf Hadi Miarso (1993) bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat.
Indikator-indikator yang perlu dilakukan dalam pembelajaran yang efektif menurut Wotruba dan Wright (1985)
1.      Pengorganisasian materi yang baik
2.      Komunikasi yang efektif
3.      Penguasaan dan antusiasme terhadap materipelajaran
4.      Sikap positif terhadap siswa
5.      Pemberian nilai yang adil
6.      Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran
7.      Hasil belajar siswa yang baik
Prinsip-prinsip  dalam pembelajaran efektif
1.      Perhatian
2.      Motivasi
3.      Keaktifan
4.      Keterlibatan langsung atau pengalaman
5.      Pengulangan
6.      Tantangan
7.      Balikan atau penguatan
8.      Perbedaan individual
6.      Pembelajaran yang menarik
Pembelajaran yang menarik adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan kehidupan sehari-hari. Model  ini melibatkan tujuh komponen pembelajaran, yakni kontruksivisme (construksivism),bertanya (questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).


III.             KESIMPULAN
Dengan demikian, pendidikan pembelajaran dengan guru yang menarik  dan pemilihan media pembelajaran yang tepat sebagai proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang  lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa di antaranya adalah mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, dan mengkomunikasikan.
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Tiada gading yang tak retak, dan kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belum mendekati sempurna bahkan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bias menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.


 

[1] Hamzah B.uno, Nurdin Mohamad, belajar dengan pendekatan pailkem (Jakarta, Bumi  Aksara,2011) hal 140
[2] Hamzah B.uno, Nurdin Mohamad, belajar dengan pendekatan pailkem (Jakarta, Bumi  Aksara,2011) hal  26
[3] Belajar dengan pendekatan pailkem (Jakarta, Bumi  Aksara,2011) hal  75
[4] Belajar dengan pendekatan pailkem (Jakarta, Bumi  Aksara,2011) hal  106
[5] Belajar dengan pendekatan pailkem (Jakarta, Bumi  Aksara,2011) hal   145

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad azhar, Media pembelajaran, Jakarta: PT raja grafindo persada, 2003
Arsyad azhar, Media pembelajaran, Jakarta: PT raja grafindo persada, 2011
Uno Hamzah, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan pailkem, Jakarta: Bumi    aksara, 2011