PEMILIHAN
MEDIA PEMBELAJARAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : Drs. H. Muslam
M.Ag., M. Pd.
Disusun
oleh :
Fuani Tikawati
Maghfiroh (123911048)
Hanik Rosyida (123911049)
Muhamad Abu
Naim (123911070)
Nia Mutia Dina (123911076)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Belajar secara tradisional diartikan sebagai upaya menambah dan
mengumpulkan sejumlah pengetahuan.[1]
Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu belajar
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu di laksanakan secara formal di
sekolah-sekolah, tidak lain ini di maksudkan untuk mengarahkan perubahan pada
diri siswa secara terencena, baik dalam aspek pengetahuan, ketrampilan, maupun
sikap. Pengajaran akan lebih efektif
jika dilakukan pemilihan media pembelajaran
yang paling sesuai. Sudah seharusnya kita mengetahui prinsip-prinsip memilih
media pembelajaran, kriteria pemilihan media pembelajaran dan apa saja macam
media pembelajaran tersebut.
II.
PEMBAHASAN
A.
PRINSIP-PRINSIP PSIKOLOGI DALAM
PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Motivasi. Harus ada kebutuhan, minat,
atau keinginan untuk belajar dari pihak siswa sebelum meminta perhatiannya
untuk mengerjakan tugas dan latihan. Lagipula pengalaman yang akan dialami
siswa harus relevan dengan dan bermakna
baginya. Oleh karena itu perlu untuk melahirkan minat itu dengan perlakuan yang
memotivasi dari informasi yang terkandung dalam media pengajaran itu.
2.
Perbedaan individual. Siswa belajar dengan cara dan kecepatan yang
berbeda-beda. Faktor-faktor seperti kemampuan intelegensial, tingkat pendidikan,
kepribadian dan gaya belajar mempengaruhi kemampuan dan kesiapan siswa untuk
belajar.
3.
Tujuan pembelajaran. Jika siswa
diberitahukan apa yang diharapkan mereka pelajari melalui media pengajaran itu,
kesempatan untuk berhasil dalam pembelajaran semakin besar. Di samping itu
pernyataan mengenai tujuan belajar yang ingin di capai dapat menolong perancang
dan penulis materi pelajaran. Tujuan ini akan menentukan bagian isi yang mana
harus mendapatrkan perhatian pokok dalam media pengajaran.
4.
Organisasi isi. Pembelajaran
akan lebih mudah jika isi dan prosedur atau ketrampilan fisik yang akan di
pelajari di atur dan di organisasikan
kedalam urut-urutan yang bermakna. Di samping itu tingkatan materi yang akan
disajikan ditetapkan berdasarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan isi materi. Dengan cara seperti ini dalam pengembangan dan penggunaan media,
siswa dapat dibantu untuk secara lebih
baik mensitesis dan memadukan pengetahuan yang akan dipelajari.
5.
Persiapan sebelum belajar. Siswa
sebaiknya telah menguasai secara baik pelajaran dasar atau memiliki pengalaman
yang diperlukan secara memadai yang mungkin merupakan prasyarat untuk
menggunakan media dengan sukses. Dengan kata lain, ketika merancang materi
pelajari perhatian harus ditujukan kepada siswa dan tingkat persiapan siswa.
6.
Emosi. Pembelajaran yang melibatakan emosi dan perasaan
pribadi serta kecakapan amat berpengaruh
dan bertahan. Media pengajaran adalah
cara .yang sangat baik untuk
menghasilkan respon emosional seperti takut, cemas, empati, cinta kasih dan
kesenangan. Oleh karena itu perhatian khusus harus ditujukan kepada elemen-elemen
rancangan media jika hasil yang di
inginkan berkaitan dengan pengetahuan dan sikap.
7.
Partisipasi. Partisipasi
aktif oleh siswa jauh lebih baik dari pada mendengarkan dan menonton secara
pasif. Partisipasi artinya kegiatan mental atau fisik yang terjadi di sela-sela
penyajian materi pelajaran. Dengan
partisipasi kesempatan lebih besar terbuka bagi siswa untuk memahami dan mengingat
materi pelajaran itu.
8.
Umpan balik. Hasil belajar
dapat meningkat apabila secara berkala siswa di informasikan kemajuan belajarnya.
Pengetahuan tentang hasil belajar,
pekerjaan yang baik, atau kebutuhan untuk perbaikan pada sisi-sisi tertentu akan
memberikan sumbangan terhadap motivasi
belajar yang berkelanjuan.
9.
Penguatan (reinforcement). Apabila siswa
berhasil belajar, ia didorong untuk terus belajar. Pembelajaran yang di dorong
oleh keberhasilan amat bermanfaat,dapat membangun kepercayaan diri, dan secara
positif positif memepengaruhi perilaku di
masa-masa yang akan datang.
10.
Latihan dan pengulangan. Sesuatu hal
baru jarang sekali dapat dipelajari secara efektif hanya dengan sekali jalan.
11.
Penerapan. Hasil belajar
yang di inginkan adalah meningkatkan kemampuan sesorang untuk menerapkan atau
mentransfer hasil belajar pada masalah atu situasi baru.
B.
KRITERIA PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
Seperti telah
diuraikan di atas, kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruan. Untuk itu, ada
beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media pembelajaran.
1.
Sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Media di pilih berdasarkan tujuan instruksionalyang
telah di tetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua
atau tiga ranah kogitif, efektif atau psikomotor. Tujuan ini dapat di gambarkan
dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertujukkan oleh siswa, seperti
menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian
prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan
pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan
tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi.
2.
Tepat untuk
mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi.
Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang
berbeda dan oleh karena itu memerlukan proses dan ketrampilan mental yang
berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara
efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan
kemampuan mental siswa. Televisi misalnya, tepat untuk mempertunjukkan proses
dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu.
3.
Praktis, luwes
dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana atau sumber daya yang lainnya
untuk memproduksi, tidak perlu di paksakan. Media yang mahal dan memakan waktu
lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria
ini menuntun para guru atau instruktur untuk memilih media yang ada, mudah di
peroleh atau mudah di buat sendiri oleh guru. Media yang di pilih
sebaiknyadapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan pelaratan yang
tersedia disekitarnya, serta mudah di pindahkan dan di bawa kemana-mana.
4.
Guru terampil
menggunakannnya . Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa media itu, guru
harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran . Nilai dan manfaat media
amat di tentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP),
proyektor, slide dan film computer dan pelaratan cangggih lainnya tidak
akan mempunnyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses
pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar.
5.
Pengelompokkan
sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya
jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk
jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan perorangan.
6.
Mutu teknis.
Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan
teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau
pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen
lain yang berupa latar belakang.
C.
STRATEGI DAN
MACAM-MACAM CARA PEMBELAJARANNYA
Pemilihan strategi pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akai dicapai. Selain
itu, harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta
situasi calon, kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung.
Terdapat berbagai metode dan teknik pembelajaran yang akan digunakan tapi tidak semuanya sama efektifnya
untuk mencapai tujuan pembelajaran.[2]
1. Pembelajaran yang aktif
Salah
satu strategi bagaimana menjadikan pembelajaran berlangsung secara aktif.
Beberapa ciri pembelajaran yang aktif sebagaimana di kemukakan dalam panduan
pembelajaran model ALIS (Active
Learning In School, 2009) adalah :[3]
a. Pembelajaran berpusat pada siswa
b. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata
c. Pembelajaran mendorong anak untuk berfikir lebih
tinggi
d. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang
berbeda-beda
e. Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi
multiarah (siswa-guru)
f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran
g. Pembelajaran berpusat pada anak
h. Penataan lingkungan belajar
i.
Guru memantau proses belajar siswa
j.
Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak
Dalam
sebuah penelitian pembelajaran yang aktif (Uno Hamzah, 2009) menemukan salah
satunya adalah anak belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar
memecahkan masalah yang dia peroleh. Mereka belajar menggunakan indera mereka,
menjelajahi lingkungan, baik yang berupa benda, tempat, serta
peristiwa-peristiwa disekitar mereka.
2. Pembelajaran yang inovatif [4]
a.
Model
pembelajaran langsung
Ciri-cirinya menurut (Kardi dan Nur, 2000:3)
-
Adanya tujuan pembelajaran dan
pengaruh model pada siswa, termasuk prosedur penilaian belajar.
-
Sintaks atau pola keseluruhan dan
luar kegiatan pembelajaran.
-
Sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar model yang di perlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung
dengan berhasil.
b.
Pembelajaran diskusi kelas
Berdasarkan
pengertian para ahli pemanfaatan diskusi oleh guru mempunyai arti untuk
memahami apa yang ada di dalam pikiran siswa dan bagaiman memproses gagasan dan
informasi yang diajarkan melalui komunikasi guru dengan siswa. Sehingga diskusi
menyediakan tatanan sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalis proses
berfikir mereka.
c.
Model pembelajaran yang kooperatif
Hal yang
penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar
dengar cara bekerja sama dengan teman. Setiap anggota kelompok tetap memberikan
sumbangan terhadap prestasi kelompok dan para siswa juga mendapat kesempatan
untuk bersosialisasi.
Terdapat beberapa tipe model pembelajaran
kooperatif, seperti tipe STAD ( Student Teams Achievement Division),tipe
jigsaw, investigasi kelompok, dan pendekatan struktural.
3.
Pembelajaran melalui media lingkungan
Depdiknas
(1990:9) mengemukakan bahwa belajar dengan menggunakan lingkungan memungkinkan
siswa menemukan hubungan yang sangat bermakna antara ide-ide abstrak dan penerapan
praktis di dalam konteks dunia nyata, konsep dipahami melalui proses penemuan,
pemberdayaan, dan hubungan. [5]
Beberapa kelebihan dan kekurangan
dari pembelajaranmelalu lingkungan antara lain :
Kelebihan
-
Peserta didik dibawa langsung ke
dalam dunia yang konkret tentang penanaman konsep pembelajaran, sehingga
peresta didik tidakhanya bisa untuk mengkhayalkan materi.
-
Motivasi peserta didik akan lebih
bertambah karena peserta didik mengalami suasana belajar yang berbeda dari
biasanya.
-
Membuka peluang peserta didik untuk
berimajinasi.
-
Konsep pembelajaran yang
dilaksanakan tidak akan terkesan monoton.
Kekurangan
-
Lebih cenderung digunakan pada mata
pelajaran IPA atau sains dan sejenisnya.
-
Perbedaan kondisi lingkungan di
setiap daerah (dataran rendah dan dataran tinggi).
-
Adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi lingkungan
setiap hari.
-
Timbulnya bencana alam.
4.
Pembelajaran yang kreatif
Pembelajaran
yang kreatif tidak akan lahir secara tiba-tiba tanpa adanya kemampuan.
Keingintahuan yang tinggi dan di ikuti dengan keterampilan dalam membaca.
Menurut Porter dan Hernacki (2002:292) bahwa ”seseorang yang kreatif selalu
mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba berpetualang secara intuisif.”
Beberapa hal dalam proses
pembelajaran yang kreatif menurut DePorter dan Mike Hernacki (2002:30), yaitu :
a.
Persiapan, mendefinisikan masalah,
tujuan atau tantangan.
b.
Inkubasi, mencerna fakta-fakta dan
mengolahnya dalam pikiran.
c.
Iluminasi, mendesak ke permukaan,
gagasan-gagasan bermunculan.
d.
Verifikasi, memastikan apakah
solusi itu benar-benar memecahkan masalah.
e.
Aplikasi, mengambil langkah-langkah
untuk menindaklanjuti solusi tersebut.
5.
Pembelajaran yang efektif
Menurut Yusuf
Hadi Miarso (1993) bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa (student
centered) melalui penggunaan prosedur yang tepat.
Indikator-indikator yang perlu
dilakukan dalam pembelajaran yang efektif menurut Wotruba dan Wright (1985)
1.
Pengorganisasian materi yang baik
2.
Komunikasi yang efektif
3.
Penguasaan dan antusiasme terhadap
materipelajaran
4.
Sikap positif terhadap siswa
5.
Pemberian nilai yang adil
6.
Keluwesan dalam pendekatan
pembelajaran
7.
Hasil belajar siswa yang baik
Prinsip-prinsip dalam pembelajaran efektif
1.
Perhatian
2.
Motivasi
3.
Keaktifan
4.
Keterlibatan langsung atau
pengalaman
5.
Pengulangan
6.
Tantangan
7.
Balikan atau penguatan
8.
Perbedaan individual
6.
Pembelajaran yang menarik
Pembelajaran
yang menarik adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan kehidupan
sehari-hari. Model ini melibatkan tujuh
komponen pembelajaran, yakni kontruksivisme (construksivism),bertanya (questioning),
menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community),
pemodelan (modeling) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment).
III.
KESIMPULAN
Dengan
demikian, pendidikan pembelajaran dengan guru yang menarik dan pemilihan media pembelajaran yang tepat
sebagai proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri
individu siswa.
Proses belajar
mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan
kompetensi guru, guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik.
Kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa di antaranya adalah
mengamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan
penelitian, dan mengkomunikasikan.
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat. Tiada gading yang tak retak, dan kami sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belum mendekati sempurna bahkan
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan. Semoga makalah ini bias menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad azhar, Media pembelajaran, Jakarta: PT raja grafindo persada, 2003
Arsyad azhar, Media pembelajaran, Jakarta: PT raja grafindo persada, 2011
Uno Hamzah, Mohamad Nurdin, Belajar dengan pendekatan pailkem, Jakarta: Bumi aksara, 2011